Kesenggol cinta guru baru (bagian 5)


Photo by Gustavo Fring from Pexels

Aku dan Amelia semakin dekat. Bahkan aku sudah berangan-angan untuk segera melamarnya. Mengakhiri statusku sebagai jomblo abadi. Kabar kedekatanku dengan Amelia juga sudah terdengar oleh rekan-rekan kerjaku. Namun alhamdulilah, mereka sangat mensuport hubungan kami berdua. Ketika waktu istirahat tiba, aku berbincang dengan bu guru Amelia. "Bu guru Amel, nanti malam minggu aku main ketempatmu ya. Kita jalan-jalan sekalian ada yang mau aku omongin" kataku. "Siap pak guru" jawabnya. "Ada apa nih, aku kok jadi berdebar-debar?" kata Bu Guru Amelia. "Udah, nanti saja kita bicarain" jawabku serius. Bu guru Amelia mengangguk namun penuh tanda tanya.

Malam minggu telah tiba. Seperti biasanya aku dan Amelia jalan-jalan. Namun hari ini sangat spesial. Aku mengajaknya untuk makan malam romantis di resto. Aku sudah memesan meja berdua dan memesan beberapa makanan terbaik yang ada di resto tersebut. Bu Guru Amelia sangat suprise dengan perlakuanku ini. "Mas, ada apa ini, kamu kok tidak seperti biasanya, sangat romantis" tanya Amelia keheranan. "Iya memang ada hal penting yang akan aku omongkan, tapi kita makan malam dulu ya" kataku. Amelia segera dengan cepat menyelesaikan makan malamnya. Rupanya ia penasaran dengan hal yang akan aku sampaikan. "Ini kita sudah selesai makan malam mas, cepat buruan apa yang ingin kamu sampaikan". "Siap tuan putri" jawabku. Aku segera mengambil cincin yang sudah aku persiapkan dikantongku. "Amelia, kita sudah lama kenal, dan aku ingin melanjutkan hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Aku ingin melamarmu, maukah kamu menikah denganku?" kataku. Amelia sangat terkejut dengan apa yang aku katakan. "Aduh mas, aku bingung mau jawab apa" kata Amelia. "Kalau kamu setuju kita menikah, kamu terima dan pakai cincin ini, tapi jika kamu menolak, kamu bisa mengembalikan cincin ini kepadaku" kataku.

Amelia masih bingung. Meskipun ia sudah menduga namun ia tetap terkejut. Meskipun begitu ia menerima cincin yang aku berikan dan memakainya. Aku sangat gembira. "Terimakasih Amel, aku sangat senang sekali kamu mau menerima lamaranku, selanjutnya aku dan orangtuaku akan datang melamarmu secara resmi, waktunya akan aku beritahukan kemudian, kamu mau kan" kataku antusias. Bu guru Amelia cuma mengangguk saja. Rupanya ia masih agak kebingungan dengan situasi ini.

Bersambung


Kesenggol cinta guru baru (bagian 1)

Kesenggol cinta guru baru (bagian 2)

Kesenggol cinta guru baru (bagian 3)

Kesenggol cinta guru baru (bagian 4)


Posting Komentar

0 Komentar