Kesenggol cinta guru baru (bagian 4)

Photo by Gustavo Fring from Pexels

Tidak berapa lama kemudian kami jalan berdua naik motor matic kesayanganku. Kami mainnya tidak jauh-jauh amat, sekedar melepas rindu dengan gadis pujaan. Kami sengaja makan malam di sebuah restoran pizza yang lagi viral, kebetulan dik Amel penasaran banget dengan rasanya. Kami asyik ngobrol sembari menunggu pesanan yang sedang dibuat. "Dik Amel, sebenarnya kamu tahu nggak sih?". "Tahu apa sayang, aku benar-benar nggak ngeh deh" jawab Amelia. "Ini aku cerita jujur ya, sebenarnya dulu sejak kecil, aku tuh sudah suka sama kamu, ada perasaan aneh dihatiku, jika dekat kamu bawaannya bahagia terus, kemudian kalau aku sedang sendirian di rumah, aku senyum-senyum sendiri lho kalau teringat kamu" kataku dengan lancar menceritakan isi hatiku yang menari-nari dikepalaku. "Aduh, sampai segitunya, aku jadi baper nih, bucin banget kamu yak" jawab Amelia sedikit menggoda. "Terus menurutmu bagaimana?" tanyaku penasaran.

"Jujur nih ya, dulu tuh aku anggap kamu teman biasa saja, lagian kamu dulu kan kurus dan hitam, jadi aku terus terang nggak ada pikiran yang gimana-gimana tentang kamu". kata Amelia panjang lebar. "Terus sekarang bagaimana?" kataku penasaran. "Kalau sekarang sih aku mulai ada rasa sama kamu, abisnya sekarang kamu ganteng, badan atletis, sudah kerja lagi, hanya cowok bodoh yang menolak kamu" kata Amelia terus terang. "Ah, jangan peres deh, aku jadi baper tahu" kataku tak percaya. "Beneran deh, aku nggak bohong" kata Amelia meyakinkanku. Tidak berapa lama pesanan pizza dan minuman dingin kami datang, kami segera menikmatinya dengan lahap.

Tidak terasa hari sudah malam, kami harus segera pulang ke rumah. Tapi sebelumnya kami mampir dulu membeli martabak spesial untuk calon mertua. Sesampainya di rumah Amelia, kedua orangtuanya ternyata menunggu kami sambil duduk-duduk di teras. Karena hari sudah malam saya segera berpamitan. 

Kesenggol cinta guru baru (bagian 1)

Kesenggol cinta guru baru (bagian 2)

Kesenggol cinta guru baru (bagian 3)