Hari ini aku lelah sekali. Sudah hampir seharian aku menangani pasien. Maklum saja baru ada pandemi. Aku hampir bersiap untuk pulang karena jam kerjaku sudah selesai. Kebetulan aku mendapat shift pagi. Jadi sore hari sudah bisa pulang. Tapi sebelum aku pulang tiba-tiba Bapak Handoko, Dokter spesialis paru-paru memanggilku. "Dokter Reni, tunggu, boleh saya berbicara sebentar?" Kata dokter Handoko memanggilku. "Iya Bapak, Ada apa ya?" tanyaku dengan sopan. "Ada tim dokter Rumah Sakit di Jogja ingin bertukar pikiran masalah penanganan pandemi, kamu yang mewakili ya, kamu kan salahsatu dokter terbaik disini" Kata dokter Handoko kepadaku. "Baik Bapak, kira-kira kapan waktunya" tanyaku lagi dengan sopan. "Sekarang, mereka sudah siap. Ini saya berikan kode meetingnya ya, kalian bisa bertukar wawasan lewat aplikasi Zoom" jawab dokter Handoko. "Baik Bapak" jawabku. Oh ya. hampir lupa, kami ajak dokter Dina juga ya, dia kan sama-sama berprestasi seperti kamu". "Baik Bapak, tapi apakah dokter Dina sudah diberi tahu perihal ini" jawabku. "Sudah" jawab dokter Handoko. "Oke, terimakasih ya, saya mau melanjutkan tugas. Kebetulan ada pasien yang harus segera saya tangani" kata dokter Handoko. "Siap Bapak, tetap semangat ya" kataku dengan sopan memberi semangat. "Siap" jawabnya pendek sambil tersenyum.
Tidak berapa lama kemudian rapat konsultasi dan sharing informasi pengalaman penanganan pandemi dimulai. Rumah sakit kami diwakili dua orang, Aku dan dokter Dina. Rumah sakit di Jogja di wakili oleh 3 orang, dokter Rio, dokter Ayu, dan dokter Andi. Salahsatunya adalah kepala rumah sakit di Jogja. Kami berdiskusi menggunakan aplikasi Zoom.
"dokter Reni, saya mendengar kabar bahwa banyak pasien yang anda tangani telah sembuh dari virus yang sedang menjadi pandemi ini, maukah anda share kepada kami tips-tipsnya agar pasien cepat sembuh" tanya dokter Rio. "Baik, dokter Rio. Ijinkan saya sedikit sharing. Kuncinya agar pasien cepat sembuh dari virus ini adalah pasien harus disiplin mengikuti semua anjuran dan perintah dari dokter, minum obat dan vitamin secara teratur, makan yang bergizi, dan jangan lupa, ini yang paling penting, jiwanya harus selalu sehat dan kuat, rajin-rajin beribadah selalu berdoa kepada Tuhan semoga cepat diberi kesembuhan. Dan jangan lupa selalu yakin akan sembuh, jangan patah semangat". Hal ini saya rasa dan saya yakin akan dapat meningkatkan imunitas dan daya tahan tubuh sehingga virus bisa kalah." jawabku dengan lancar. "Wah, super sekali dokter Reny, saya sangat salut dengan jawaban anda, sangat lugas dan sangat jelas" kata dokter Rio memujiku. "Terimakasih, dokter Rio, anda terlalu merendah" jawabku dengan sopan. Namun jujur saja, aku bangga dengan apresiasinya.
Kemudian dokter Ayu bertanya kepada dokter Dina. "Dokter Dina, saya ingin bertanya, sebenarnya apa sih yang menyebabkan daya tahan tubuh seseorang itu menurun dan mudah terserang virus?" tanya dokter Ayu. Kali ini giliran dokter Dina yang menjawab. "Menurut pengalaman saya, seseorang akan rentan mudah terserang virus ini apabila usianya sudah tua kira-kira 70 tahun ke atas, apalagi jika diikuti dengan riwayat penyakit yang serius seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan kanker" jawab dokter Dina dengan lancar. Maklum saja, dia adalah salahsatu dokter terbaik yang dimiliki rumah sakit kami. "Lalu bagaimana cara meningkatkan daya tahan tubuh?" dokter Ayu melanjutkan bertanya. "Untuk meningkatkan daya tahan tubuh bisa dengan cara mengkonsumsi makanan. minuman atau buah-buahan yang banyak mengandung vitamin yang diperlukan tubuh seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, tidur dengan cukup, berjemur sebentar kira-kira 15 menit di waktu yang tepat, jangan sampai melebihi pukul 10, setidaknya dua hingga tiga kali seminggu dan jangan minum minuman beralkohol, dan jangan lupa rajin beribadah dan berdoa kepada Tuhan disamping merupakan kewajiban, hal ini dapat meningkatkan kesehatan jiwa, dapat mengobati rasa resah ataupun rasa cemas yang berlebihan" jawab dokter Dina. "Terimakasih dokter Dina sharing ilmunya, sangat bermanfaat dan menambah ilmu saya" kata dokter Ayu mengapresiasi jawabanku. "Sama-sama dokter" jawab dokter Dina.
Bersambung
0 Komentar