Kira-kira tiga hari setelah perbincanganku dengan Sari Orangtua Sari datang mengunjungi tenda isolasi. "Mas Andika, Bapak dan Ibu ingin bertemu denganmu" panggil Sari. "Iya, sebentar, saya merapikan baju dulu" sahutku dari dalam tenda isolasi. Setelah berpakaian rapi aku segera menemui orangtua Sari. "Nak Andika, Bapak sudah mendengar apa yang kamu diskusikan dengan anaku Sari. Sekarang aku mau tanya sama kamu, apakah kamu benar-benar serius mau menggarap sawah bapak di dekat bendungan bersama Sari anakku?" tanya Bapak Ahmad, orangtua Sari. "Benar Bapak, kalau Bapak mengizinkan, memang aku bersedia menggarap sawah Bapak yang di dekat bendungan. rencananya separo bagian mau aku tanami sayuran dengan teknik hidroponik, sedangkan separonya lagi mau aku buat kebun pembibitan dengan teknik grafting" jawabku panjang lebar. "Oh, kalau begitu Bapak sangat menyetujui sekali. To the point saja berapa biaya yang kamu perlukan untuk persiapan rencanamu itu nak, Bapak akan menyiapkannya" tanya Pak Ahmad. "Setelah saya hitung-hitung untuk membeli benih sayuran, paralon, polybag dan aneka macam pupuk yang akan di mix untuk nutrisi, dan untuk pembelian bibit buah perkiraan biaya awal mungkin sekitar 10 juta sudah cukup Bapak" jawabku mantap. "Baik Nak Andika, nanti sore uangnya saya siapkan. Untuk pembelian segala hal yang kamu butuhkan, karena kamu masih dalam masa isolasi diri kamu dapat meminta bantuan Eko dan Andi untuk membantumu" kata Pak Ahmad singkat dan tegas. "Baik Bapak, Insyaalah" jawabku.
Satu hari kemudian saat Eko dan Andi datang membawa jatah makan sore. "Eko dan Andi, kesini sebentar aku mau bicara sama kalian berdua" panggilku. "Ya, Mas Andika, ada apa?" tanya Eko kepadaku. "Aku ada proyek nih mau menggarap sawah pak Ahmad ayahnya Sari untuk dijadikan kebun Hidroponik sayuran dan kebun bibit. Kalian mau tidak membantuku" tanyaku. "Ciye-ciye, mbak Sari ya" Eko dan Andi malah menggodaku. "Aku serius nih, mau tidak membantuku" tanyaku. "Siap Mas, apapun kesulitanmu, insyaalah akan kami bantu, kami dukung 100 persen deh" jawab Eko. "Okelah kalau begitu, sekarang aku minta tolong kalian membelikan aku belanjaan dalam catatan ini yah" kataku. "Siap Mas Andika, pokoknya beres dah" jawab Eko. "Besok barangnya sudah sampai, itu janjiku" kata Eko meyakinkan. "Bagus sip, kalian memang pantas jadi karyawanku". "Benar nih kami akan direkrut jadi karyawan Mas Andika" tanya Eko antusias. "Benar, tapi karena baru mulai dari nol, mungkin aku belum bisa memberi upah yang layak" jawabku. "Kalau masalah uang tenang aja itu mah, yang penting kami punya pekerjaan, beneran lho mas, kami sudah serius ini" kata Eko. "Beneran, besok kita bisa mulai bekerja" kataku tegas. "Siap bosku" jawab Eko dan Andi serentak.
Bersambung
0 Komentar