Surat Dokter Reni Buat Orang Tua di Kampung (Bagian 2)



Malam ini sunyi sekali di rumah dinas. Kebetulan tadi aku mendapat shift pagi. Sehingga malamnya aku dapat beristirahat di rumah. "Nak Reni, mau aku buatkan teh dan aku bawakan cemilan" tanya Mbok Inem pembantuku yang sudah seperti keluargaku sendiri membuyarkan lamunanku. "Iya boleh Mbok, terimakasih ya" jawabku dengan sopan. "Ya nak, tunggu sebentar ya Mbok siapin" jawabnya dan bergegas ke dapur. Tidak berapa lama kemudian jahe susu hangat dan juga pisang goreng kesukaanku sudah siap untuk disantap. "Ini Nak, silahkan dinikmati" kata Mbok Inem dengan sopan. "Terimakasih banyak ya Mbok, udah mau repot-repot menyiapkan minman hangat dan cemilan" kataku. "Tidak apa-apa Nak, memang sudah tugas saya itu" jawab Mbok Inem. "Permisi ya Nak, kalau ada perlu silahkan panggil saya" pamit Mbok Inem. "Ya Mbok kalau ada perlu nanti saya panggil" jawabku dengan sopan.

Aku teringat dengan saran mbak Dina, tadi sore sepulang bertugas dari Rumah Sakit. Setelah menyeruput jahe susu hangat aku kemudian mengambil pulpen dan mulai menulis surat untuk Ayah dan Ibuku di kampung.

Kepada 

Bapak dan Ibu

Di Jogja

Assalamualaikum wr. wb.

Bapak dan Ibu apa kabar? Semoga Bapak dan Ibu, serta adiku yang cantik Ima selalu sehat di sana dan tidak kekurangan suatu apapun. Alhamdulillah Reny di sini baik-baik saja. Oh ya, bapak dan Ibu, lewat surat ini ada yang ingin Reny sampaikan. Reny ingin sekali mudik seperti biasanya seperti tahun-tahun kemarin. Namun seperti yang Bapak dan Ibu ketahui, bahwa saat ini sedang ada wabah penyakit dimana-mana. Dan untuk mencegah penularannya maka untuk saat ini Reny tidak bisa mudik. Reny sebagai seorang dokter harus ikut berjuang bahu membahu dengan dokter, perawat, dan seluruh stake holder supaya wabah penyakit ini cepat berlalu.

Bapak dan Ibu, harap bersabar ya, Insyaaloh nanti di Bulan Desember Reny ada libur pengganti sehingga Reny bisa mudik menjenguk Bapak, Ibu serta adiku Ima yang cantik. Lewat surat ini Reny juga ingin memberitahu Bapak dan Ibu bahwa Reny ada sedikit uang yang saya kirimkan lewat kantor pos. Mohon di ambil ya. Bapak Ibu bisa menggunakan uangnya untuk sekedar membeli makanan dan minuman buat berbuka puasa. Tolong Ima dibelikan baju baru ya soalnya bajunya sudah usang, saya kasihan melihatnya. Biar dia kembali ceria. Belinya lewat online saja biar aman.

Oh ya, nanti jika Mas Andi benar-benar jadi ke rumah, tolong sampaikan ya permintaan maaf saya, karena saat ini keadaan yang memaksa saya sehingga saya tidak bisa ikut menemuinya. Pada intinya saya akan mengikuti keputusan orangtua. Jika menurut Bapak dan Ibu Mas Andi yang terbaik untuk saya, Insyaaloh Reni akan menerimanya dengan riang gembira dan senang di hati. Namun jika Bapak dan Ibu berpandangan bahwa Mas Andi tidak baik untuk saya, Reni akan menerimanya dengan ikhlas tanpa kekecewaan.

Demikian dulu ya Bapak dan Ibu, Saya doakan Bapak dan Ibu selalu sehat dan tidak kurang suatu apapun.


Bandung, 10 April 2020
Hormat dan Bakti saya untuk Bapak dan Ibu


Reni

"Alhamdulilah, surat untuk Bapak dan Ibu telah selesai ku tulis" kataku dalam hati. Aku segera melipat kertas itu dengan rapi dan memasukkanya ke amplop. Rencananya besok akan aku kirim lewat Kantor Pos. Setelah menulis surat aku menjadi lapar. Kemudian aku mengambil sepotong pisang goreng yang ada di piring dan memakannya. Kemudian aku menyeruput jahe susunya sampai habis. Setelah itu tidak lupa menggosok gigi di kamar mandi kemudian aku tidur. Malam ini aku dapat tidur dengan tenang.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar