Fajar dan Sari Gadis Desa


Pemandangan lereng pegunungan Sindoro Sumbing sangat indah. Pepohonan hijau yang rimbun, udara yang sejuk, dan suara kicauan burung membuat Fajar, seorang mahasiswa fakultas teknik UGM, betah berlama-lama di sana.

Fajar sedang berjalan-jalan di lereng pegunungan itu ketika hujan turun dengan lebatnya. Hujan disertai angin kencang membuat Fajar basah kuyup. Ia pun terpaksa menumpang berteduh ke suatu rumah di pinggir jalan desa.

Rumah itu sederhana, namun terlihat rapi dan bersih. Fajar mengetuk pintu rumah itu. Tak lama kemudian, pintu terbuka dan muncul seorang gadis cantik berusia sekitar 17 tahun.

Gadis itu tersenyum ramah. "Selamat siang, Mas. Ada yang bisa saya bantu?"

Fajar tersenyum juga. "Selamat siang, Mbak. Maaf, saya mengganggu. Saya sedang jalan-jalan, tapi hujan turun tiba-tiba. Bolehkah saya berteduh di sini sebentar?"

Gadis itu mengangguk. "Tentu saja, Mas. Masuklah."

Fajar masuk ke rumah itu. Gadis itu mempersilakan Fajar duduk di ruang tamu.

"Silakan duduk, Mas. Saya ambilkan handuk dulu," kata gadis itu.

Gadis itu keluar dari ruang tamu dan kembali beberapa saat kemudian dengan membawa handuk.

"Ini, Mas. Silahkan pakai handuk ini untuk mengeringkan badan," kata gadis itu.

Fajar menerima handuk dari gadis itu. Ia pun mulai mengeringkan badannya.

"Mbak, terima kasih ya sudah mau menampung saya," kata Fajar.

"Sama-sama, Mas. Ini sudah kewajiban saya," kata gadis itu. "Oh, iya, nama saya Sari. Mas namanya siapa?"

"Saya Fajar," kata Fajar.

"Senang bertemu dengan Mas Fajar," kata Sari.

Fajar dan Sari pun mulai mengobrol. Mereka saling bercerita tentang diri mereka masing-masing. Fajar merasa kagum dengan Sari. Sari adalah gadis yang cantik, baik hati, dan pintar.

Hujan pun mulai reda. Fajar pun berpamitan kepada Sari.

"Mbak Sari, terima kasih banyak atas kebaikannya," kata Fajar. "Saya senang bisa bertemu dengan Mbak."

"Sama-sama, Mas. Semoga Mas Fajar bisa sampai ke tempat tujuan dengan selamat," kata Sari.

Fajar tersenyum. "Insya Allah, Mbak. Sampai jumpa lagi," kata Fajar.

Fajar pun pergi dari rumah Sari. Namun, ia tidak bisa melupakan Sari. Ia pun jatuh cinta kepada Sari.

Sejak saat itu, Fajar sering datang ke rumah Sari. Mereka pun semakin dekat. Fajar pun mulai belajar giat agar bisa mempersunting Sari.

Setelah lulus dari UGM, Fajar pun bekerja di perusahaan besar. Ia pun berhasil mengumpulkan uang yang cukup untuk menikahi Sari.

Akhirnya, Fajar dan Sari pun menikah. Mereka hidup bahagia bersama.

Pada suatu hari, Fajar mengajak Sari untuk kembali ke tempat mereka pertama kali bertemu.

"Ingat enggak, Dik, di sini kita pertama kali bertemu?" tanya Fajar.

Sari tersenyum. "Ingat banget, Mas. Ini tempat yang sangat indah," kata Sari.

Fajar pun memeluk Sari. "Aku sangat mencintaimu, Dik," kata Fajar.

Sari pun membalas pelukan Fajar. "Aku juga sangat mencintaimu, Mas," kata Sari.

Fajar dan Sari pun melanjutkan perjalanan hidup mereka bersama. Mereka berdua saling mencintai dan saling mendukung.

Posting Komentar

0 Komentar