Indah, Gadis Cantik Penjual Es Kelapa Muda (Bagian 1)


Photo by Naveen Gupta from Pexels

Hari ini hari pertama puasa. Sehabis Ashar aku bermain ke tempat temanku semasa SMA di kampung Babadan desa sebelah. Temanku namanya Agus. Kami ngobrol berdua dengan asik. Maklum sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Selama ini aku merantau ke Jakarta ikut orang berjualan Mie Ayam. Saat ini aku memutuskan pulang kampung karena di sana jualan baru sangat sepi dan aku memutuskan untuk berusaha sendiri di desaku. "Rian, kamu selama ini di Jakarta kerja apa kalau boleh tahu?" tanya Agus kepadaku. "Aku ikut pakdeku jualan mie ayam, namun sekarang sepi banget, hampir tidak laku, jadi aku memutuskan pulang" jawabku. "Oh, begitu. Terus apa rencanamu kedepannya?" tanya Agus kepadaku. "Sebenarnya aku sih ingin jualan mie ayam, kebetulan aku sedikit banyak menguasai serba-serbi jualan mie ayam, cuma ..." aku tidak menruskan ceritaku. "Cuma kenapa, cerita dong, mungkin aku bisa membantumu?" tanya Agus kepadaku. "Aku belum ada gambaran mau jualan dimana, aku belum menemukan tempat jualan yang pas" jawabku. "Oh, itu masalahnya. Tenang aku ada solusinya kok. Kamu bisa jualan di dekat perempatan jalan besar d kampungku. Kebetulan disana ada warung orangtuaku yang tidak digunakan, kamu boleh menggunakannya dulu" kata Agus memberi solusi. "Tapi aku belum punya uang untuk bayar sewanya, aku cuma punya sedikit modal untuk memulai usaha" jawabku. "Ah, jangan dipikirkan, kamu bisa membayarnya nanti, atau begini saja, kita joinan saja, nanti kalau ada keuntungan kita bagi dua, bagaimana?" tanya Agus meminta persetujuanku. "Oke, deal, aku setuju" jawabku.

Bersambung

Posting Komentar

0 Komentar